Studio Press

Just another Blogger Blog

ad

Sejarah Slemania


Slemania merupakan organisasi sekaligus identitas bagi pendukung kesebelasan PSS Sleman.
Slemania dideklarasikan di Ghriya Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta pada 22 Desember 2000 . Dan saat ini Slemania memiliki tidak kurang dari 8.000 anggota dan 20.000 simpatisan yang tergabung dalam 200an laskar (organisasi internal) di Daerah Istimewa Yogyakarta dan di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Anggota Slemania sangat beranekaragam dari yang tidak mengenyam bangku sekolah sampai yang menempuh jenjang pendidikan tinggi. Begitu juga dengan latar belakang ekonomi dan profesi.
Slemania memiliki slogan sebagai "Suporter Edan Tapi Sopan", dan pernah terpilih sebagai nominator suporter favorit dalam Sepak Bola Award-ANTV 2003 bersama TheJakmania dan Laskar Benteng Viola. The Jakmania yang akhirnya terpilih sebagai penerima penghargaan tersebut.
Slemania kembali terpilih sebagai nominator dalam Sepak Bola Award-ANTV 2004 bersama dengan Viking Persib dan The Macz Man. Yang Slemania akhirnya meraih penghargaan tersebut.
Dalam kelompok suporter Slemania dikenal istilah anggota dan simpatisan Slemania. Istilah anggota dan simpatisan digunakan untuk membedakan tingkat militansi dan keaktifan seseorang di Slemania. Salah satu kebiasaan anggota Slemania adalah menempati tribun (tempat) khusus yang disebut tribun Slemania, dan biasa bernyanyi dan beratraksi saat pertandingan.
Slemania juga memiliki organisasi bagian untuk suporter perempuan yang bernama Slemanona, yang dideklarasikan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta pada 15 Maret 2003, dengan slogan Female Football Lovers.

PSS SLEMAN

Persatuan Sepak bola Sleman (biasa disingkat: PSS Sleman) merupakan sebuah tim sepak bola yang berbasis di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Tim yang didirikan pada 20 Mei 1976 ini memiliki julukan sebagai tim Super Elang Jawa atau Super Elja.
Tim ini juga sering disebut dengan julukan Laskar Sembada.
Mereka bermain di divisi teratas dalam sebuah sepakbola Indonesia, namun pada tahun 2009 PSS Sleman berlaga di Liga Utama Indonesia.
PSS Sleman memiliki suporter yang menamakan dirinya Slemania. Musim lalu mereka telah selesai pada posisi terakhir, karena gempa bumi. Stadion utama mereka adalah Stadion Maguwoharjo. dan menggunakan Stadion Tridadi sebagai tempat latihan rutin.

Prestasi Kompetisi Perserikatan
  • 1980 Peringkat ke-2 Kompetisi Perserikatan Komda DIY
  • 1990/1991 Peringkat ke-6 Divisi IIA Jateng DIY
  • 1993/1994 8 Besar Divisi II Nasional (Juara Divisi II DIY)
Prestasi Liga Indonesia
  • 1994/1995 16 Besar Divisi II Nasional
  • 1995/1996 Promosi ke Divisi I (Playoff 4 Kecil)
  • 1996/1997 Sepuluh besar Divisi I (Peringkat ke-3 Grup A)
  • 1997/1998 Kompetisi dihentikan
  • 1998/1999 Divisi I Peringkat ke-4 Grup II
  • 1999/2000 Divisi I Peringkat ke-2 (Promosi)
  • 2001 Divisi Utama Peringkat ke-10 Grup Timur
  • 2002 Divisi Utama Peringkat ke-7 Grup Timur
  • 2003 Divisi Utama Peringkat ke-4
  • 2004 Divisi Utama Peringkat ke-4
  • 2005 Divisi Utama Peringkat ke-7 Wilayah I
  • 2006 Divisi Utama - PSS tidak melanjutkan kompetisi karena adanya bencana gempa bumi di yogyakarta dan sekitarnya
  • 2007/2008 Divisi Utama Peringkat ke-13 Wilayah I
  • 2008/2009 ...
Prestasi Non Liga Indonesia
  • 2001 Peringkat ke-3 Piala Suratin U-18
  • 2002 Peringkat ke-4 Piala Suratin U-18
  • 2005 Semifinalis Copa Indonesia

Pelatih
  • 2001 - Suharno (Pelatih Kepala), Bambang Nurjoko (Asisten Pelatih), Herwin Syahrudin (Pelatih Fisik)
  • 2002 - Suharno (Pelatih Kepala), Bambang Nurjoko (Asisten Pelatih)
  • 2003 - Yudi Suryata (Pelatih Kepala), Maman Durachman (Asisten Pelatih), Lafran Pribadi
  • 2004 - Daniel Roekito (Pelatih Kepala), Haryadi (Asisten Pelatih), Haryanto (Pelatih Kiper), Herwin Syahrudin (Pelatih Fisik)
  • 2005 - Daniel Roekito (Pelatih Kepala), Haryadi (Asisten Pelatih), Sugiyanto (Pelatih Kiper), Herwin Syahrudin (Pelatih Fisik)
  • 2006 - Hery Kiswanto (Pelatih Kepala), Haryadi (Asisten Pelatih), Yoce Ocoh (Asisten Pelatih), Lafran Pribadi
  • 2007 - Horacio Albertus Montes (Pelatih Kepala), Yoce Oroh (Asisten Pelatih), Lafran Pribadi, Alexander Prastowo, R. Darius Subagyo
  • 2007 - Horacio Albertus Montes diganti oleh Rudy William Keltjes, Lafran Pribadi (Asisten Pelatih), Alan Haviluddin (Pelatih Kiper).
  • 2008 - Yudi Suryata (Pelatih Kepala), Maman Durachman (Asisten Pelatih), Lafran Pribadi (Asisten Pelatih), Djoko Pekik Irianto (Pelatih Fisik), M. Susanto (Pelatih kiper)
  • 2008 - Yudi Suryata digantikan Maman Durachman, Lafran Pribadi (Asisten Pelatih), Djoko Pekik Irianto (Pelatih Fisik), M. Susanto (Pelatih kiper)
  • 2009 - Yance Efraim Matmey ( Pelatih Kepala ), Singh YarridBettay ( Asisten Pelatih ), Andreas Taufik Suguruanto ( Pelatih Kiper )

Dari Jogja untuk Indonesia

Ada hal yang menarik bagi suporter indonesia. Loyalitas dan dukungan yang diberikan kepada tim sepak bolanya luar biasa, dan ini sebenarnya modal penting bagi persepakbolaan kita.
Hampir setiap daerah mempunyai sebuah Klub sepakbola, dan hampir setiap klub itu mempunyai kelompok suporter, bahkan bukan hanya satu ada beberapa kelompok suporter yang mendukungnya.
Secara geografis yang memang berdekatan satu sama lainnya kadang ada sebuah “persaingan”. Contohnya kita sebut saja saja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di sana ada tiga kelompok suporter yang mendukung kesebelasan mereka masing-masing. Yaitu Slemania, Brajamusti dan Paserbumi.
Yang menarik di indonesia ada seperti sebuah aliansi-aliansi suporter. Blok pertama di wakili dengan Aremania, Pasoepati, The Jak, kemudian yang lainnya adalah Bonek, Viking, Sakera atau lebih dikenal dengan BONVISA di tambah Brajamusti. Suka atau tidak memang demikianlah sebenarnya Peta Persuporteran di Indonesia, dan ini membuat setidaknya Stagnasi dalam persepakbolaan kita. Misalnya, Bonek bertandang ke Jogja Maka secara Geografis dia akan melewati Solo yang nota bene merupakan kongsi Aremania dan The Jak dan secara tidak langsung potensi kerusuhan ada.
Blok Blok inilah sebenarnya yang menghalangi sebuah kreatifitas suporter untuk mendukung tim – timnya. Tapi ada Suporter yang memang Tidak “tergabung” dalam blok besar itu, Slemania misalnya, kemudian Suporter semarang (Panser Biru dan Snexnya) Lalu Singamania palembang.
Bukan menyepelekan ketiganya dalam Jumlah atau apa sehingga mereka tidak masuk dalam 2 blok tadi. Slemania misalnya,  Slemania adalah suporter dengan jumlah banyak dan sangat disegani dalam peta suporter di Indonesia. Mungkin mereka bermusuhan dengan Brajamusti, akan tetapi mereka tidak bermusuhan dengan Bonek.
Salut buat Slemania, Singamania, dan kelompok suporter lainnya yang akan menjadikan warna-warni seragam suporter menjadi pelangi yang akan memajukan sepak bola Indonesia di mata dunia.
ad

Followers

My Blog List